Showing posts with label Poems. Show all posts
Showing posts with label Poems. Show all posts

7/12/2018

Wobble.. Bobbleblaw..



I almost forgot
    how to let go
  of things that
       broke my breath

I almost forgot
     how to forgive
         things that
    stabbed my chest

I almost forgot
     how to deal
   with the misfortune
           that is often
       hold me in

I almost forgot
     how to see
   the world that
       I often trying
          to be grateful
     of,   but
             things seems
          would not be
        enough
        
I almost forgot
    how to paint
  a smile in 
        a life that
      is full of 
    miserable.

If only you,
    read this writings
   I want to
       thank you for
     giving a space
         to hear my
      thoughts
  when I just
          wishing that none
    of them are
      real.

Before you go
       leaving this page
  and maybe not
         coming back,  I
     have a simple
   question for you
     to answer.

will you,
        help 
     to paint me
        a smile ..? 
     



July, 12th 2018



-Azmeirina-

4/01/2017

Aqua & Vanilla




What happened between us,

will always be something to be kept.
To be learned as a lesson, and to be exactly remembered.
That we've done something good together.
Even the worst ones taught us,
about the better version,
of you, of me, of the world.
For one month short or long,
I've finally realized the truth.
We are walking on a different path now,
for our own reasons,
for our own happiness.
So there were you and me.
No more us.
No more Aqua and Vanilla.



March, 28th 2017




-Azmeirina-

2/23/2017

What if?



I think we should live separately from each other,
Move so far away until the shadows are gone,
Forget all the laughter above the pillow,
Washout all the kisses below the blanket,
Leave all those pretty things behind,
And then we off to go,
To a place we say goodbye.

But I have questions to be answered,
What if we would never meet again?
Or, what if our path would cross again?
Would we tie the knot and share the breath till the death?



February, 23rd 2017



-Azmeirina-

1/15/2017

Pernah Tidak

Tidak pernah merasa dekat.
Tidak pernah merasa hangat.
Tidak pernah merasa sama.
Tidak pernah merasa lagi.



Tidak pernah sebelum-nya.



A//
January, 15th 2017
-Azmeirina-

7/16/2016

Kota Tua

Aku berkelana ke kota tua
Melewati senja hanya berdua
Bercerita tentang segala apa
Menikmati malam yang tanpa arah
Meski hati pun tetap satu arah.

A//
July, 16th 2016
-Azmeirina-

Ka, - Ku, - Ki

Ketika surya membakar peluh,
Aku tersenyum.
Aku tahu ini cara-Nya membuatku bersyukur,
Meski penat pun lelah

Ketika angin membawa senja,
Aku terhenyuh.
Aku tahu ini berkah dari-Nya, untukku tetap bersyukur,
Meski tak lagi dirasa hangat

Ketika sabit mengganti hari,
Aku terpaku.
Aku yakin ini jawaban-Nya, kata-Nya ini baik.
Meski esok tak akan sama lagi.

A//
July, 16th 2016
-Azmeirina-

9/27/2015

Rasa

Sejak kapan rasa itu ada.

Sejak saat itu.


Lalu kapan rasa itu hilang.

Ketika kita menghendakinya pergi.

12/28/2014

Terbang, Datang, dan Pergi.

Kupu-kupu datang atas nama cinta.
Meski ranting tak mendapat kabar berita,
Kukirimkan merpati putih sebagai pertanda;

Bisikan bulan yang merindu,

Menyambut tatapan bintang yang tersendu

Dan tak lagi untuk yang lain,

Sampai degup ini terhenti.
Ketika usang menyampaikan,
Yang tak sempat tersampaikan.












A//

December, 28th 2014
-Azmeirina-

12/27/2014

Seteguk Suap

Satu persatu kaki melangkah
Menjajal sejuknya pagi di pinggir kota
Dan tak sedikit yang berani mengadu nasib
Demi sesuap nasi dan seteguk air.

Peluh pun tak kuasa menahan hasratnya
Dan terus saja membanting dirinya
Membanjiri ciptaan-Nya yang tertatih
Memberi kesan lunglai pada yang punya.

Namun ternyata peluh bukanlah apa,
Pada apa yang menjadikannya segala.




A//
December, 19th 2014
-Azmeirina-

Oktober.

Musim Gugur.

Ketika aku, kau, bertemu,

Kata mereka, kita satu.
Kata dunia, kita padu.

Tapi kataku, kita keliru.




A//
October, 13th 2014
-Azmeirina-

12/16/2014

Ill-usion

I went to the station,
Looking out for someone that I had been waiting for
I saw them was sitting right there,
With those curious face that I hadn't seen for so long

It was 9 am until the train came to the station
They took my hand, protected me from anybody who seemed scary, and helped me getting into the train

I was feeling like a group of trashes inside the train
It was full and so everybody couldn't even make a move
Despite of feeling insecure, all of a sudden I felt so comfy
Their arms were linking into my body,
I was feeling protected, comfy, or even more than loved
Call me an old-fashioned, but I had never felt this way before
Never been this comfy, never been this loved..
So time went by as those warm hugs made felt like disorientation 

We were arrived at the final station
We stepped out from the train, walked down the never-ending stairs at the station
I didn't mind with my foots, legs
What's not to love about walking with your fav ones?
If there were 100 stairs at that time, I would like to add 1000 more stairs so I could be more enjoying the time we were holding each other

But then I slipped the stairs, I fell so hard until I couldn't open my eyes for a while
It was totally dark, and I was like sleeping that time
As I opened my eyes, I was surrounded by lot of people, asking if I was okay
Ignoring their question, I asked them back whether they saw the one who walked with me or not
They told me that I was walking down the stairs alone

People kept telling me I'm pale and frail
I felt confuse with what was happened that time
Those face that I saw at the first station, those hand that hold me tight at the train, those people that spinning on my mind 
I wondered and asked myself who were they, why even their touch I can't let go
And suddenly something hardly stabbed my chest, I couldn't see but I could feel it, something called intuition
Made me realize that all I had done was just my own illusion.





A//cd
December, 16th 2014
-Azmeirina-

12/15/2014

Ibu Kota

Aku melangkah menyusuri jalanan
Bertatap muka dengan pekatnya asap ibu kota
Meski hati tak sudi setengah mati
Meski dada terasa pekak pun lelah
Setapak demi setapak kuhadapi, karena ini konsekuensi

Pagi pun tak sejuk
Malam pun tak dingin
Hati pun tak puas

Seluruhnya berjuang disini,
Tak kenal waktu
Halal, haram, tak jadi pandangan
Demi segenggam kehidupan akan masa depan



A//
December, 15th 2014

-Azmeirina-

The First Man on Earth

Merah bata asalnya, namun tak merah kenyataannya
Tegap diciptakannya, begitu gagah sebagai pemimpin
Tuhan bilang ia kena kutukan, akibat tak mendengar apa kata-Nya

Itu yang kutahu tentangnya,
Namun aku punya cerita tentangnya yang disana
Yang sangat lihat dalam memainkan jari lentiknya
Melodi indah yang dilantunkan dalam setiap petikan

Begitu jeli bola matanya menerka alam sekitar
Membingkai kehidupan sebagai buah tangan untuk masa depan
Tapi aku tak suka tangannya yang lebih sering menekan tombol itu,
Aku telah terlanjur cinta pada petikannya

Di balik kaca bening itu, 
Terdapat bola putih karya Tuhan yang kerap kuperhatikan dalam diam
Gerak-geriknya yang begitu lugu, polos, namun tegas
Kebahagiaan akan hidup tersirat dalam senyumnya

Ia, salah satu alasan yang membuat pagar putihku berjejer gagah
Kadang membuat hati tergelitik, dalam malu.




A//ar
September, 19th 2011
-Azmeirina-

Tak Ada Lagi

Tak ada lagi,
Dan tak lagi untuk yang lain.

Ditatap, atau menatap
Digenggam, atau menggenggam
Dipangku, atau memangku

Yang tersirat dari pertemuan.

Meski ini kilat perpisahan.

Dan tak ada lagi.
















A//cd
December, 15th 2014
-Azmeirina-

MORTUI VIVOS DOCENT

Banyak orang bilang,
Kesembuhan datang darinya
Namun ku bilang,
Kesembuhan datang dari Tuhan

Dia bukan dewa, bukan juga Fortuna
Dan tak lebih dari keturunan anak cucu Adam
Buat apa kau jumawa jika Tuhan yang berkehendak?
Tak ada padamu kuasa atas segala, tak juga mencabut atau menghidupkan nyawa

Engkau bukan pemimpin,
Yang tak seharusnya berorasi
Engkau bukanlah penyair,
Yang tak seharusnya berkilah lidah

Bersyukurlah kau pada Tuhan
Karena-Nya atas amanah yang kau emban
Karena-Nya kau beramal
Ikhlaslah, kawan.


A//
December, 15th 2014
-Azmeirina-

Ciputat - Pondok Labu

Pagi ini di Ciputat, sejuk
Setengah enam aku berjalan menikmati dayuh angin
Sambil menanti angkutan yang kiranya akan datang menghampiri

Pagi ini di Lebak Bulus,
Tak lagi sejuk, padat
Sambil berjalan mencari angkutan lainnya
Yang akan menghantarku ke terminal selanjutnya

Pagi ini di Pondok Labu,
Riuh, tak kondusif seadanya
Pasar yang tak pernah sepi
Ditemani amis dan insekta yang bertebaran

Dan aku sampai disini,
Dengan berbagai mobil angkutan yang membawaku ke suatu tujuan,
Meski jauh dan berliku,
Seperti rindu yang membawamu dalam dekap.









A//

December, 15th 2014
-Azmeirina-

12/14/2014

The Fallen Flowers

I believe in the magic of eye
As a bridge between two birds
For them to play, and dance
For them to get the clique

I believe in the magic of time
As a place between two birds
For them to shout, and share
For them to get cliche

I believe in the magic of touch
As a soul-binding between two birds
For them to know, and realize
For them to feel the hype,
of the Fallen Flowers.


A//cd
November, 30th 2014
-Azmeirina-

12/14/2011

Diam!

Letakkan kedua telapak tangan di depan bibir
Bungkam bibirmu sekuat tenaga
Tak perlu sedikit bicara
Begitu muak dengan jeritan tak terarah, menekan dunia yang begitu bising

~Azmeirina, 2011

10/08/2011

?!

Begitu runcing bagai jarum
Lingkaran kecil yang kubuat hitam manis
Dalam hati kusanjungkan doa
Dalam benak mengantri beribu tanya

9/29/2011

Tunggu........(sampai kapan?)

Tersirat dendam dan amarah yang membara
Berjalan seiring kencangnya degup hati
Menggigit jari, mengetuk meja, memukul dada, tumpahkan semua
Belumlah cukup
Terbentuk dua sungai kecil yang mengalir manis sekali
Kedua bola itu, bagai di cat merah, berserat
Seluruhnya bergetar
Bulu roma menari menuruti sang tuan
Mengetuk sendiri palu si hakim
Mencengkeram angin sekuat tenaga
Membentak debu tanpa dosa
Ia sudah pergi, katanya
Merangkak kembali ke sana, membuka pintunya
Tak terlalu usang, namun agak pudar
Seketika semuanya tergores jelas
Persediaan air sungai itu telah habis, sungainya kering ternyata
Kedua lubang di sudut kanan dan kiri tampak mungil, agaknya manis
Pagar putih itu kini kembali berjejer gagah
Begitu sendu dan syahdu
Terdiam dalam lamunan, lama