7/17/2021

Goresan Terakhir

Dalam sekejap, aku bersimbah,
Sepenuh harap, membawa angan dalam genggaman,
Sepenuh hati, membawa sebuah nama dalam doa,
Dengan sabar ku eja setiap kata, memastikan semua asa tersampaikan pada-Nya,
Memanjatkan hari-hari yang tak pernah ada lagi

Hasratku akanmu membelenggu kenangan yang tertinggal,
Menarik jiwaku keluar dari kerumunan,
Merasukiku dengan api yang sulit kupadamkan,
Batinku terbakar luruh, ragaku bersimbah peluh,
Berharap engkau menjatuhkan jangkarmu,
Selayaknya kau tempatku berlabuh, kala itu

Aku terjatuh lunglai, tanpa daya yang mengisi,
Namun ku coba berdiri tegak meski nyawaku entah dimana,
Asaku hilang bersama nestapa, rasaku nyata terlihat maya,
Meski kala itu katamu ucapku penuh bual,
Ku harap goresan ini mengetuk pintu hatimu yang telah baal

Tingginya pasang di laut telah kuarungi,
Luasnya samudera menjadi tempatku melarikan diri,
Menghempas segala asa dan kenangan,
Hingga membenturkan diri ke palung terdalam,
Aku berlari sekuatku, sejauh bayangmu menjauhiku,
Mencoba lupa hadirmu pernah ada,
Namun tersadar, singkatnya cerita menjadi yang terindah

Keluhku, anganku, tak sempat kusampaikan,
Tak sempat kutumpahkan segala rasa yang kupendam,
Takutku terlalu dini untuk berucap saat itu,
Inginku menatap matamu lekat,
Mengizinkanmu memaknai arti pesanku,
Menginginkanmu menjiwai setiap kata yang penuh rasa

Aku terlanjur luluh, menunggumu untuk kusandari,
Dan bibirku mengucap namamu setiap waktu-Nya tanpa kusadari,
Aku yang masih berharap jemarimu menggenggamku erat,
Berharap hatimu terulur manja,
Berharap dekapmu melebur manis,
Berharap semesta menghadirkan jiwa dan ragamu, 
Utuh, tanpa ragu,
Satu kali lagi..

Aku ingin rasaku berhenti,
Dan cukup sampai di sini,
Meski telah kucoba ribuan kali,
Namun namamu terus menggema dalam jiwa,
Bayangmu masih terukir dalam benak,
Aku ingin memelukmu erat,
Membiarkan egoku menikmati setiap detik yang berjalan,
Membiarkan hatiku merasa sedalam-dalamnya,
Satu kali lagi..



Goresan penaku yang terakhir untukmu,
Ingin ku janji namun takut kuingkari


Semoga yang belum sempat terucap,
Yang tertuang dalam pesan,
Yang tertulis penuh rasa,
Kini dapat tersampaikan

Meski tak tahu kapan,
Semoga dapat meyakinkan,
Semoga kali ini kau percaya,
Aku pernah sungguh.



Meski kita tak lagi saling menyapa,
Semoga kita takkan saling melupa.

7/16/2021

Malamku, Drasaka

Sirkuit di kepalaku yang tak bisa beristirahat,
Kembali berhasil menghadirkanmu, meski semu
Sejenak, senyummu dan gerakmu terasa nyata,
Sejenak, gelak tawamu dan tatapmu tetap sama

Dan sekali lagi, sukmaku menghadirkanmu dalam bunga tidurku
Sejenak, mengajakmu nandak bersama,
Sejenak, berdansa diiringi lagu yang sarat akan makna,
Terima kasih alam semesta, 
Karenamu kami bertemu, meski semu,
Terima kasih alam bawah sadarku,
Yang tak henti bekerja menghadirkanmu dalam benakku

Kini saatnya aku kembali menyebut namamu di sepertiga malam,
Semoga kita bisa bertemu lagi,
Semoga bukan lagi dalam bunga tidurku,
Semoga tidak lagi hadirmu semu,
Semoga tatapmu, tawamu, hangatmu, dekapmu, kembali nyata

Semoga suatu saat nanti,
Kita bisa saling mengisi,
Berbagi ruang dalam hati,
Seperti kala itu, yang kini hanya menjadi cerita

Sejenak, hadirmu semu,
Sejenak, bunga tidurku menjadi candu,

Aku masih tetap rindu,
Hatiku belum berpaling,

Aku masih terpaku,

Hatiku masih terpaut,


Jiwaku masih terpasung.

5/25/2021

Sang Penguasa

Kehilanganmu, pernah menjadi busur bagiku.
Seperti habis dayaku, terengah mengejarmu.
Seperti dusta bagiku, termenung menunggumu.

Menatap punggungmu dari jauh,
Melihatmu berjalan lurus membelakangiku,
Dan tak sekalipun menolehkan wajahmu,
Dalam hati ku lirih merindu tatapmu.

Aku yang pernah gelisah di setiap pertemuan,
Tatapku lekat tertuju batinmu,
Merisau dalam hati,
Bagaimana bila jumpa tak ada lagi

Aku yang pernah takut akan mimpi,
Merisaukan pertemuan yang takkan pernah terjadi lagi,
Bangunku dari tidur menjadi sendu,
Takutku menjadi sebuah pertanda


Firasatku, mimpiku, menjadi nyata
Meski kau dulu menyangkal..


Kehilanganmu, pernah menjadi payahku.
Namun waktu berisyarat, kehilanganmu tak kekal bagiku.
Melihatmu tersungkur penuh peluh,
Kehilangan jiwa yang takkan kembali lagi.
Kehilangan bagimu, hidup kini tak sama lagi.

Kehilanganmu bagiku, 
Tetap dapat kumaknai meski sendiri.
Kehilanganmu tak kekal bagiku,
Meski jumpa tak ada lagi.

5/19/2021

Semu

Terima kasih telah hadir,
ke mimpi yang telah kunanti sekian lama.
Entah semesta tak kunjung menjawab pintaku,
menghadirkan sukmamu dalam bunga tidurku.

Senyummu tetap gagah, tatapmu tetap lekat,
sapamu tetap teduh, gelakmu tetap mengisi.
Pelukmu meneduhkan, cumbumu menghangatkan.
Mendayung kembali memori terbenam, menjalin kasih tanpa permisi, 
seperti hadirmu kala itu.....

Mengetuk pintu yang kututup rapat,
mengambil hati yang kukira takkan kubagi lagi.
Dan tak lama, menghempas segala asa yang kubuat,
memaksaku menghapus segala memori yang terpupuk,
memaksaku berjalan sendiri tanpa genggaman.

Akupun berlari, mengejar cita.
Meski tak lagi kunikmati rengkuhan kasih.
Hadirmu dulu, mengubah letih menjadi candu.
Setiap malam tak ada muram. Setiap malam, kau ku kenang.

Terima kasih telah kembali,
Memeluk hati yang telah lama merindu,
Meski hadirmu semu.

4/26/2021

Sejenak, kau kukenang

Untukmu yang pernah singgah meski sejenak,

Merasamu tanpa sesal,

Mengenalmu penuh makna.

 

Meski sejenak,

Namun terkenang.

 

Bersemi,

Meski tiada kusemai.

 

Abadi,

Meski kidung tak lagi bernyanyi.