12/27/2014

Seteguk Suap

Satu persatu kaki melangkah
Menjajal sejuknya pagi di pinggir kota
Dan tak sedikit yang berani mengadu nasib
Demi sesuap nasi dan seteguk air.

Peluh pun tak kuasa menahan hasratnya
Dan terus saja membanting dirinya
Membanjiri ciptaan-Nya yang tertatih
Memberi kesan lunglai pada yang punya.

Namun ternyata peluh bukanlah apa,
Pada apa yang menjadikannya segala.




A//
December, 19th 2014
-Azmeirina-

No comments:

Post a Comment